Malaysia: Kebangkitan Pemimpin Global Web3 yang Tersembunyi

Analisis Pasar Aset Kripto Malaysia: Pemimpin Web3 Global yang Muncul dari Kekuatan Tersembunyi

1. Pendahuluan

Minggu Blockchain Malaysia (Malaysia Blockchain Week) adalah acara blockchain terkemuka di negara tersebut. Yang paling menonjol adalah partisipasi aktif dari regulator, yang sebelumnya memiliki sikap konservatif terhadap industri koin, kini terlibat dalam diskusi konstruktif tentang perkembangan industri.

Partisipasi pemerintah menandakan bahwa ekosistem enkripsi Malaysia bergerak menuju arah penerimaan institusi. Acara ini menghubungkan para pelaku industri yang beragam dan memperluas saluran komunikasi antara pemerintah dan sektor swasta.

2. Pasar Aset Kripto Malaysia: Tiga Kata Kunci yang Perlu Anda Ketahui

Pasar Aset Kripto di Malaysia memiliki tiga karakteristik kunci: pencampuran Asia Tenggara, tempat inkubasi juara global, dan pusat keuangan Islam dunia.

Malaysia adalah negara multibahasa, dengan penduduk yang menguasai bahasa Melayu, Inggris, Mandarin, dan Tamil. Keragaman ini menciptakan perpaduan alami antara budaya Timur dan Barat. Malaysia juga memiliki posisi geografis yang strategis. Dari Kuala Lumpur, penerbangan ke kota-kota utama Asia Tenggara seperti Ho Chi Minh City, Bangkok, dan Jakarta dapat ditempuh dalam waktu kurang dari dua jam. Kenyamanan ini memungkinkan kolaborasi lintas budaya dan mempercepat ekspansi bisnis.

Syarat-syarat ini membentuk bakat dengan pandangan global. Selain keterampilan bahasa, orang juga secara alami mengembangkan kemampuan pemahaman lintas budaya. Meskipun ukuran pasar Malaysia kecil, namun proyek-proyek Aset Kripto utama berasal dari sini. Etherscan, Jupiter, Virtuals Protocol, dan CoinGecko semuanya dimulai di Malaysia dan kini memiliki pengaruh global.

Keberagaman keuangan Islam di Malaysia menciptakan peluang unik. Malaysia mengoperasikan pusat keuangan Islam terbesar di dunia, yang menjadikan kepatuhan terhadap syariah sebagai persyaratan yang harus dipenuhi dalam bisnis aset kripto. Persyaratan ini melahirkan inovasi, bukan pembatasan. Malaysia adalah salah satu negara pertama yang mengakui aset kripto sesuai dengan syariah, meluncurkan dana bitcoin yang sesuai dengan syariah, dan mewujudkan pembayaran zakat aset kripto. Perkembangan ini menghubungkan aset kripto dengan pasar keuangan Islam global, yang diperkirakan akan mencapai 10 triliun dolar AS pada tahun 2030.

3. Evolusi Regulasi Aset Kripto di Malaysia

Tahap Pertama: Membangun Kerangka Regulasi Aset Digital (2019-2020 )

Malaysia adalah salah satu negara di Asia yang cepat membangun kerangka regulasi aset digital. Pada tahun 2019, "Undang-Undang Pasar Modal dan Layanan 2019 (Sekuritas yang Ditunjuk) (Mata Uang Digital dan Token Digital)" membagi aset digital menjadi dua kategori: mata uang digital (Digital Currency) dan token digital (Digital Token). Aset yang memenuhi standar tertentu menjadi sekuritas yang diatur oleh Komisi Sekuritas Malaysia (Securities Commission Malaysia, SC).

SC telah memperbarui "Panduan Pasar yang Diakui" yang mengharuskan bursa aset digital (Digital Asset Exchange, DAX) mendaftar sebagai operator pasar yang diakui (Recognised Market Operator, RMO). Bursa harus memenuhi persyaratan yang ketat: modal disetor minimum 5 juta ringgit (sekitar 1,25 juta dolar AS), standar tata kelola yang ketat, dan didirikan secara lokal. Langkah-langkah ini memperkuat stabilitas bursa dan perlindungan investor.

Jenis entitas yang diatur:

  • DAX (Pertukaran Aset Digital) operator: menyediakan layanan perdagangan Aset Kripto spot melalui buku pesanan atau model broker.

  • IEO (Initial Exchange Offering) operator: mengelola penerbitan koin dan platform perekrutan investor dalam lingkungan yang teratur.

  • Penjaga Aset Digital (Digital Asset Custodians, DAC): menyediakan layanan penyimpanan dan pengelolaan Aset Kripto untuk investor institusi dan ritel.

Pada tahun 2020, Malaysia mengeluarkan panduan operasional yang terperinci untuk memperkuat dasar regulasi. Panduan ini mengklasifikasikan IEO dan DAC sebagai kategori bisnis yang independen, yang masing-masing perlu mendaftar sebagai RMO. Ini menciptakan standar regulasi yang disesuaikan untuk setiap jenis bisnis berdasarkan karakteristik spesifiknya.

Hingga tahun 2025, ada 12 perusahaan yang beroperasi sebagai RMO aset digital: 6 bursa koin enkripsi, 4 penyedia layanan kustodian, dan 2 platform IEO.

Tahap kedua: Memperkuat penegakan hukum dan memblokir bursa asing untuk melindungi investor (2021-2024 )

Setelah membangun kerangka regulasi, SC memperkuat penegakan hukum melalui pengendalian pasar yang aktif. SC tidak hanya berhenti pada penyusunan aturan, tetapi juga aktif memberantas elemen ilegal untuk meningkatkan kredibilitas dan keamanan ekosistem pengawasan.

SC mengejar dua tujuan inti: menjaga konsistensi regulasi dengan memblokir bursa asing yang tidak terdaftar beroperasi secara ilegal di Malaysia; serta mencegah kerugian bagi investor yang menggunakan platform yang tidak sah. SC telah membuat "Daftar Peringatan Investor" (Investor Alert List) untuk memberi peringatan awal kepada pengguna. Daftar ini mencakup bursa global seperti platform perdagangan tertentu dan DEX tertentu. SC berulang kali menekankan bahwa perdagangan di platform ini tidak dilindungi oleh hukum Malaysia.

Sejak tahun 2021, SC beralih dari langkah-langkah pasif ke penegakan hukum yang langsung dan tegas. Pada bulan Juli 2021, SC memerintahkan suatu platform perdagangan untuk menghentikan penyediaan layanan kepada pengguna Malaysia dalam waktu 14 hari, dan menutup semua saluran termasuk situs webnya. Setelah tahun 2022, dengan pasar Aset Kripto menghadapi krisis global termasuk kebangkrutan FTX dan kejatuhan Terra Luna, Malaysia memperkuat cara regulasinya. SC menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi dalam lingkungan yang tidak diatur, dan mengambil langkah serupa terhadap bursa lain yang tidak berwenang.

Tindakan ini melampaui batas sanksi resmi. Regulator menerapkan strategi pemblokiran dan keluar dari pasar yang komprehensif. SC bekerja sama dengan penyedia layanan internet (ISP) untuk memblokir situs web bursa yang menjadi target, dan meminta Google Play Store dan Apple App Store untuk menghapus aplikasi bursa. Sementara itu, bank sentral dan otoritas pajak menginstruksikan bank lokal untuk melarang layanan setoran dan penarikan dengan platform yang tidak sah. Otoritas juga memperketat sanksi terhadap investor individu. Investor yang terkonfirmasi menggunakan perdagangan P2P atau bursa yang tidak sah, rekening bank mereka akan dibekukan, produk keuangan dibatasi, dan mobil serta hipotek akan ditarik kembali lebih awal.

Tahap Tiga: Transformasi Cepat Malaysia Setelah Terpilihnya Trump (2025 hingga sekarang )

Setelah terpilihnya Trump, pasar Aset Kripto Malaysia berkembang dengan cepat. Perdana Menteri Anwar Ibrahim berdiskusi tentang Aset Kripto dengan mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin pada bulan Januari, dan kemudian pada bulan April mengadakan pertemuan dengan pendiri suatu platform perdagangan untuk membahas pengembangan Malaysia sebagai pusat aset digital. Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Malaysia, sebagai negara ketua bergilir ASEAN, berkeinginan untuk memimpin kebijakan keuangan digital di kawasan tersebut. Dibandingkan tahun lalu, pasar Web3 Malaysia tumbuh pesat, menandai titik balik sejak terpilihnya Trump.

Komitmen politik pemerintah dengan cepat diubah menjadi perubahan kebijakan yang konkret. Perdana Menteri Anwar meluncurkan "Pusat Inovasi Aset Digital" (Digital Asset Innovation Hub) secara langsung pada Juni 2025 sebagai hasil besar pertama. Bank Negara Malaysia (BNM) memimpin ruang regulasi ini. Ruang ini akan berfungsi sebagai lingkungan pengujian yang aman. Ini akan secara aktif mendorong eksperimen dan inovasi aset digital. Dalam pertemuan meja bundar industri blockchain yang diselenggarakan oleh Perusahaan Ekonomi Digital Malaysia (MDEC), Menteri Digital Gobind Singh Deo juga mengumumkan pembentukan "Komite Kerja Aset Digital dan Blockchain" (Digital Asset and Blockchain Working Committee), yang menunjukkan pendekatan sistematis pemerintah.

Sementara pembangunan dasar kebijakan berlangsung, perkembangan infrastruktur teknologi juga sedang dipercepat. Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi, Chang Lih Kang, mengumumkan peluncuran resmi Infrastruktur Blockchain Malaysia (Malaysia Blockchain Infrastructure, MBI) pada upacara pembukaan Minggu Blockchain Malaysia 2025. Infrastruktur ini dikembangkan melalui kerjasama antara lembaga pemerintah, Institut Sistem Mikroelektronik Malaysia (Malaysian Institute of Microelectronics Systems, MIMOS), dan proyek jaringan utama lokal, Zetrix. Proyek ini mengeksplorasi aplikasi blockchain praktis yang meningkatkan transparansi pemerintah, sertifikasi halal, serta meningkatkan efisiensi perdagangan dan rantai pasokan.

Perubahan yang paling signifikan adalah pelonggaran regulasi oleh SC. SC sedang beralih dari model pemeriksaan yang ketat kepada pelonggaran regulasi yang signifikan melalui "Dokumen Konsultasi" yang diterbitkan pada Juni 2025. Hingga Juli 2025, hanya 23 jenis Aset Kripto yang telah melalui pemeriksaan ketat SC yang dapat terdaftar di bursa lokal. Dalam kerangka regulasi yang baru, bursa dapat membuat keputusan pencatatan secara mandiri tanpa perlu persetujuan sebelumnya dari SC, asalkan memenuhi standar yang ditentukan.

Namun, apa yang dikejar oleh otoritas Malaysia bukanlah sekadar pelonggaran regulasi. Pihak berwenang sedang memperkuat persyaratan operasional, seperti meningkatkan modal disetor bursa dan memperkenalkan model mandiri, sambil mempertahankan sikap konservatif terhadap aset kripto berisiko tinggi, termasuk koin privasi, koin meme, dan stablecoin. Pendekatan ini berusaha mencapai keseimbangan antara otonomi pasar dan stabilitas.

Perubahan kebijakan ini menunjukkan niat strategis Malaysia untuk bersaing dengan Singapura dan Hong Kong, menjadi pusat Web3 utama di kawasan Asia-Pasifik. Menggabungkan kebijakan pro-enkripsi pemerintahan Trump, Malaysia sedang memposisikan dirinya sebagai jembatan kunci yang menghubungkan modal Barat dengan pasar Asia.

4. Analisis Bidang Kunci Pasar Aset Kripto Malaysia

4.1. Pertukaran Terpusat (Centralized Exchange)

Malaysia mengoperasikan enam bursa Aset Kripto lokal yang diakui. Salah satu bursa mendominasi, dengan lebih dari 90% volume perdagangan lokal, membentuk struktur pemenang mengambil semua yang mirip dengan negara-negara Asia lainnya seperti Korea Selatan dan Thailand. Namun, bursa baru Hata yang diluncurkan tahun lalu menunjukkan pertumbuhan yang cepat, tampaknya menyuntikkan energi baru ke pasar. Sinegy juga merupakan pemain utama yang menyediakan layanan perdagangan Aset Kripto untuk perusahaan dan investor institusi.

Dampak nyata dari bursa lokal masih terbatas. Meskipun otoritas pengatur berusaha untuk memblokir bursa yang tidak sah, banyak investor masih terus aktif menggunakan platform global dengan cara yang tidak resmi. Diperkirakan, 40-60% total volume perdagangan spot aset kripto di Malaysia terjadi di bursa global seperti suatu platform dan suatu DEX.

Selain itu, ukuran pasar Aset Kripto Malaysia yang kecil memberikan tantangan bagi operator lokal. Meskipun suatu bursa menguasai lebih dari 90% pangsa pasar lokal, volume perdagangan tetap terbatas. Volume perdagangan harian suatu bursa dibandingkan dengan suatu platform perdagangan di Korea Selatan memiliki selisih sekitar 200 kali. Menurut laporan tahunan BNM 2024, hingga akhir 2024, proporsi setoran kumulatif dari aliran bersih bank ke DAX terdaftar lokal kurang dari 1% dari total simpanan sistem perbankan, yang mencakup sekitar 0,4% dari nilai pasar sekuritas yang terdaftar di Bursa Malaysia.

Alasan mengapa investor lebih memilih bursa global adalah karena batasan struktural dari platform lokal. Proses persetujuan listing Aset Kripto oleh SC membutuhkan prosedur yang ketat. Hal ini membuat Aset Kripto yang dapat diperdagangkan terbatas hanya pada 23 jenis. Likuiditas yang rendah membuat perdagangan dalam skala besar menjadi sulit. Kurangnya perdagangan margin atau derivatif mengurangi daya tarik bagi investor.

Dalam batasan ini, bursa lokal mencari strategi bertahan dengan menjalankan bisnis broker secara paralel. Mereka menawarkan layanan perdagangan over-the-counter (OTC) dan layanan masuk/keluar koin stabil (on/off-ramp) di luar bursa. Ini terutama ditujukan kepada kantor keluarga kaya (family offices) dan pengembara digital (digital nomads) untuk mendapatkan pendapatan tambahan. Munculnya model bisnis ini berasal dari pembatasan bursa lokal terhadap koin stabil utama seperti USDT dan USDC. Kurangnya likuiditas untuk transaksi besar juga mendorong perkembangan ini.

Kebijakan pajak Aset Kripto di Malaysia secara signifikan mempengaruhi pemilihan bursa. Keuntungan Aset Kripto diklasifikasikan sebagai pajak penghasilan dan bukan pajak capital gain. Pemerintah hanya mengenakan pajak pada jumlah yang ditarik. Misalnya, seseorang memiliki 10 BTC, tetapi hanya menarik secara lokal

SC-0.37%
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • 4
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
MEV_Whisperervip
· 9jam yang lalu
Operasi Malaysia kali ini agak menarik ya
Lihat AsliBalas0
LightningSentryvip
· 9jam yang lalu
Malaysia membuat masalah... sudah terbukti
Lihat AsliBalas0
TokenVelocityvip
· 9jam yang lalu
Mameiguo melakukan dengan baik! Hong Kong harus berjuang!
Lihat AsliBalas0
NotSatoshivip
· 9jam yang lalu
Malaysia memang luar biasa bull
Lihat AsliBalas0
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)