Dalam bidang investasi, efek disposisi adalah fenomena yang menarik untuk dipikirkan. Kecenderungan psikologis ini membuat investor sering kali menjual lebih awal saat mendapatkan keuntungan, sementara mereka terlalu lama memegang saat mengalami kerugian. Singkatnya, investor cenderung "mengambil keuntungan, mempertahankan kerugian". Pola perilaku ini tidak hanya mencerminkan kompleksitas sifat manusia, tetapi juga mengungkapkan faktor emosional dalam pengambilan keputusan investasi.
Dampak efek disposisi terhadap keputusan investasi sangat mendalam. Ketika harga aset naik, investor mungkin menjual terlalu cepat karena takut kehilangan keuntungan yang sudah ada, sehingga melewatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sebaliknya, ketika harga aset turun, investor mungkin terus menahan karena enggan mengakui kerugian, yang menyebabkan kerugian semakin meluas. Mekanisme psikologis ini menciptakan situasi yang kontradiktif: menjadi konservatif saat mendapatkan keuntungan, dan malah mengambil risiko saat mengalami kerugian.
Penelitian menunjukkan bahwa toleransi investor ritel terhadap kehilangan kesempatan kenaikan adalah sekitar dua kali lipat dari toleransi mereka terhadap kerugian. Temuan ini lebih lanjut menjelaskan mengapa banyak orang kesulitan untuk menerapkan prinsip investasi "biarkan keuntungan berjalan, potong kerugian". Meskipun pepatah ini diakui secara luas, dalam praktiknya sering kali sulit untuk dilaksanakan.
Untuk mengatasi dampak negatif dari efek disposisi, investor perlu membangun suatu strategi investasi yang rasional. Ini mungkin termasuk menetapkan titik ambil untung dan stop loss yang jelas, secara berkala meninjau dan menyesuaikan portofolio investasi, serta mengembangkan pemahaman yang objektif terhadap volatilitas pasar. Selain itu, investor juga harus berusaha untuk meningkatkan kesadaran diri, memahami kemampuan risiko dan tujuan investasi mereka, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih tenang dan rasional.
Secara keseluruhan, efek disposisi mengingatkan kita bahwa investasi yang sukses tidak hanya memerlukan pengetahuan pasar, tetapi juga pemahaman mendalam tentang psikologi diri dan manajemen yang efektif. Dengan mengenali dan berusaha mengatasi kecenderungan psikologis ini, para investor dapat membuat pilihan yang lebih bijak di pasar yang kompleks dan berubah-ubah, serta mencapai keberhasilan investasi jangka panjang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
8
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
GasWaster
· 12jam yang lalu
Siapa yang mengerti, stop loss setiap hari tembus.
Lihat AsliBalas0
WalletDetective
· 16jam yang lalu
Orang pengecut memang harus play people for suckers
Lihat AsliBalas0
SellTheBounce
· 16jam yang lalu
Selalu ada investor ritel yang mengulangi kesalahan saya... Rebound tanpa stop loss benar-benar siklus abadi
Lihat AsliBalas0
ReverseFOMOguy
· 16jam yang lalu
Rugi habis adalah titik terendah!
Lihat AsliBalas0
GateUser-cff9c776
· 16jam yang lalu
Pengajaran langsung tentang filosofi Bear Market
Lihat AsliBalas0
AirdropNinja
· 16jam yang lalu
Saya sudah terbiasa dengan kerugian ini.
Lihat AsliBalas0
LayerZeroHero
· 17jam yang lalu
Faktanya, kerugian di treadmill selalu tidak ingin diakui, ha~ sebuah kasus baru di dunia nyata telah memvalidasi analisis data saya.
Dalam bidang investasi, efek disposisi adalah fenomena yang menarik untuk dipikirkan. Kecenderungan psikologis ini membuat investor sering kali menjual lebih awal saat mendapatkan keuntungan, sementara mereka terlalu lama memegang saat mengalami kerugian. Singkatnya, investor cenderung "mengambil keuntungan, mempertahankan kerugian". Pola perilaku ini tidak hanya mencerminkan kompleksitas sifat manusia, tetapi juga mengungkapkan faktor emosional dalam pengambilan keputusan investasi.
Dampak efek disposisi terhadap keputusan investasi sangat mendalam. Ketika harga aset naik, investor mungkin menjual terlalu cepat karena takut kehilangan keuntungan yang sudah ada, sehingga melewatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sebaliknya, ketika harga aset turun, investor mungkin terus menahan karena enggan mengakui kerugian, yang menyebabkan kerugian semakin meluas. Mekanisme psikologis ini menciptakan situasi yang kontradiktif: menjadi konservatif saat mendapatkan keuntungan, dan malah mengambil risiko saat mengalami kerugian.
Penelitian menunjukkan bahwa toleransi investor ritel terhadap kehilangan kesempatan kenaikan adalah sekitar dua kali lipat dari toleransi mereka terhadap kerugian. Temuan ini lebih lanjut menjelaskan mengapa banyak orang kesulitan untuk menerapkan prinsip investasi "biarkan keuntungan berjalan, potong kerugian". Meskipun pepatah ini diakui secara luas, dalam praktiknya sering kali sulit untuk dilaksanakan.
Untuk mengatasi dampak negatif dari efek disposisi, investor perlu membangun suatu strategi investasi yang rasional. Ini mungkin termasuk menetapkan titik ambil untung dan stop loss yang jelas, secara berkala meninjau dan menyesuaikan portofolio investasi, serta mengembangkan pemahaman yang objektif terhadap volatilitas pasar. Selain itu, investor juga harus berusaha untuk meningkatkan kesadaran diri, memahami kemampuan risiko dan tujuan investasi mereka, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih tenang dan rasional.
Secara keseluruhan, efek disposisi mengingatkan kita bahwa investasi yang sukses tidak hanya memerlukan pengetahuan pasar, tetapi juga pemahaman mendalam tentang psikologi diri dan manajemen yang efektif. Dengan mengenali dan berusaha mengatasi kecenderungan psikologis ini, para investor dapat membuat pilihan yang lebih bijak di pasar yang kompleks dan berubah-ubah, serta mencapai keberhasilan investasi jangka panjang.